18 Januari 2016

pantai linau kaur bengkulu

pantai linau kaur bengkulu

Menghabiskan liburan bersama keluarga tercinta memang menjadi suatu hal yang sangat menyenangkan dan tak terlupakan. Untuk Anda yang berencana liburan ke luar kota, salah satu destinasi yang harus dikunjungi adalah objek wisata di Bengkulu ini, yakni Pantai Linau yang terletak di Desa Linau, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.
Pantai Linau dapat ditempuh dengan jalur darat. Sekitar 4,5 jam dari pusat Kota Bengkulu. Tiba di Kota Bintuhan, Kabupaten Kaur, Anda dapat berkendara sekitar 25 menit perjalanan menuju desa yang menjadi lokasi salah satu objek wisata di Bengkulu ini.
Photo : kaur-bengkulu-sumatra-indonesia.blogspot.com
Tiba di Desa Linau, Anda akan disambut dengan keindahan dan pesona pemandangan air laut yang menenangkan dengan birunya yang membius, ditambah deburan ombak lembut, serta pasir putih dan halus yang menawan. Uniknya, pantai ini memiliki bebatuan malikan yang dapat mengeluarkan bunyi khas, mirip suara musik ketika terkena ombak.
Photo : kaur-bengkulu-sumatra-indonesia.blogspot.com
Menurut warga sekitar, pantai ini menjadi lokasi pelabuhan dan tempat pendaratan para nelayan usai mencari ikan di laut lepas. Selain sebagai tempat menenangkan pikiran, para wisatawan dapat menikmati sate gurita, ikan bakar dan seafood lainnya, serta minuman kelapa muda yang menyegarkan. wisatawan juga dapat memancing ikan di Dermaga Linau.
Setiap sorenya, dermaga ini banyak dikunjungi pengunjung dari anak-anak hingga orang tua yang ingin menikmati sunsetnya yang indah. di tempat yang sama, setiap tiga kali seminggu, komunitas snorkeling pemuda Kaur selalu berwisata alam bawah laut di Pantai ini.
Untuk dapat menikmati keindahan Pantai Linau, para wisatawan tidak perlu membayar apapun alias gratis. Asyik bukan? Semakin lengkapi perjalanan Anda dengan Ticktab.com, dan dapatkan akomodasi nyaman dan terjangkau di kawasan kota Bengkulu. Selamat berlibur ya!

Perayaan Tabot Di Kota Bengkulu


Sejarah Perayaan dan Festival Tabot di Bengkulu


Sabtu; 24 November 2012 [Kukuh Ignasius , TARAKANITA BENGKULU] - Artikel Umum
Pada tanggal 1 sampai dengan 10 Muharram H (Kalender Arab) setiap tahun di kota Bengkulu dilaksanakan Festival Tabot. Festival Tabot diselenggarakan berdasarkan Pesta Budaya Tabot yang dilaksanakan oleh masyarakat Kota Bengkulu dalam rangka memperingati gugurnya Amir Hussain, cucu Nabi Muhammad SAW, di Padang Karbala (Irak). Perayaan ini telah diselenggarakan secara tetap oleh masyarakat kota Bengkulu sejak abad 14. Masyarakat kota Bengkulu percaya bahwa apabila perayaan ini tidak mereka selenggarakan maka akan terjadi musibah atau bencana. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila perayaan Tabot ini penuh dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat ritual dan kolosal.
Sejak tahun 1990 Pesta Budaya Tabot ditingkatkan menjadi Festival Wisata di Propinsi Bengkulu, yang diberi nama Festival Tabot. Dalam Festival Tabot, perayaan yang semula hanya berisikan upacara-upacara ritual diperkaya dengan berbagai atraksi tambahan yang mampu memberi hiburan kepada masyarakat dan wisatawan. Selama 10 hari pelaksanaan Festival Tabot, masyarakat dan wisatawan dapat menyaksikan rangkaian upacara ritual Tabot dan menikmati berbagai pegelaran seni-budaya serta lomba-lomba kreasi seni tradisional Bengkulu, seperti : lomba Ikan-Ikan, lomba Telong-Telong (mungkin berasal dari kata Tengloleng atau Lampion dalam bahasa Cina), lomba Dol, lomba tari, Lomba Barong Landong (mirip Ondel-Ondel Betawi) dan sebagainya.

SEJARAH PESTA BUDAYA TABOT

Tabot berasal dari kata At-Tabut yang secara harfiah memiliki arti kotak atau peti. At-Tabut sudah ada sejak zaman Nabi Musa dan Harun, pada waktu itu At-Tabut dibawa turun ke bumi oleh malaikat. Menurut kepercayaan Bani Israel, At-Tabut ini adalah sebuah peti atau kotak tempat menyimpan jenazah pemimpin mereka. Mereka meyakini bahwa At-Tabut harus tetap berada di tangan mereka karena hal ini akan mendatangkan kebaikan. Sebaliknya musibah akan datang apabila At-abut tidak berada di tangan mereka.
At-Tabut dalam bentuk yang lain muncul pada waktu terjadi perang antara Amir Hussain (cucu Nabi Muhammad SAW) melawan kaum Khawarij di Padang Karbala (Irak). Dalam pertempuran di Karbala Amir Hussain dan pengikutnya mengalami kekalahan karena jumlah yang tidak seimbang. Amir Hussain sendiri gugur dengan tangan dan kepala yang terpisah dari badan. Ketika tubuh Amir Hussain yang sudah tidak berkepala dan bertangan itu diketemukan kembali oleh para pengikutnya, maka turunlah bangunan aneh yang sangat indah dan mengangkat tubuh Amir Hussain. Para pengikut Amir Hussain yang sangat menyayangi pemimpin mereka ikut bergelantungan pada bangunan indah yang terbang itu, dan pada saat itu terdengar suara yang berkata : “Kalau kamu sayang kepada Hussain, buatlah bangunan berbentuk indah ini setiap sepuluh hari dalam bulan Muharram guna mengenang para syuhada yang gugur di Padang Karbala”. Bangunan indah yang membawa jenazah Hussain itu kemudian disebut Tabut (Tabot dalam dialek bahasa Bengkulu). Sejak saat itu perayaan Tabut dilaksanakan setiap tahun selama 10 hari dalam bulan Muharram oleh para pengikut Imam Hussain.
Upacara Ritual Tabot sampai di Bengkulu dibawa oleh para penyebar agama Islam dari Punjab. Para penyebar agama Islam dari Punjab yang datang ke Bengkulu pada waktu itu adalah para pelaut ulung di bawah pimpinan Imam Maulana Irsyad. Rombongan Imam Maulana Irsyad yang datang ke Bengkulu berjumlah 13 orang, antara lain terdapat : Imam Sobari, Imam Bahar, Imam Suandari dan Imam Syahbuddin. Mereka tiba di Bengkulu pada tahun 1336 Masehi (756/757 Hijriah). Setibanya di Bengkulu kaum Syiah penyayang Amir Hussain ini langsung melaksanakan rangkaian Upacara Ritual Tabot yang diselenggarakan selama 10 hari, yakni dari akhir bulan Dzulhijjah 756 H sampai dengan tanggal 10 Muharram 757 H. Nama Imam Maulana Irsyad dan kawan-kawan ini kurang dikenal dalam sejarah, hal ini mungkin mereka pada waktu itu belum menetap secara tetap di Bengkulu. Nama yang lebih dikenal dalam sejarah Tabot di Bengkulu adalah Syekh Burhanuddin (Imam Senggolo). Syekh Burhanuddin hidup di Bengkulu pada masa Inggeris sudah masuk ke Bengkulu, yakni antara tahun 1685 sampai dengan 1825.

RANGKAIAN UPACARA RITUAL BUDAYA TABOT

1. UPACARA PENGAMBILAN TANAH.

Upacara Pengambilan Tanah dilaksanakan pada malam hari sebelum tanggal 1 Muharram, sekitar pukul 20.00 WIB (setelah shalat Isya). Upacara Pengambilan Tanah dilakukan di dua tempat, yaitu di Pantai Nala dan Tapak Paderi. Upacara ini diartikan sebagai peringatan atau mengenang kembali manusia yang pada awalnya diciptakan dari tanah dan nantinya akan kembali menjadi tanah. Upacara ini dilengkapi sesajen berupa bubur merah, gula merah, sirih tujuh subang, rokok tujuh batang, air kopi pahit, air serobat (air jahe), air susu sapi murni, air cendana dan air selasih. Sesudah sesajen didoakan, diambil tanah dua kepal, sekepal diletakkan di Gerga (di ibaratkan benteng) dan sekepal lainnya dibawa pulang untuk diletakkan diatas Tabot yang akan dibuat.

2. UPACARA DUDUK PENJA.

Upacara Sakral Duduk Penja dilaksanakan selam dua hari, yakni pada tanggal 4 dan 5 Muharram pada pukul 16.00 WIB. ini dilakukan pada tanggal 5 Muharram. Penja adalah Pending Jari-Jari yang berbentuk jari-jari tangan yang terbuat dari tembaga serta disimpan diatas rumah sekurang-kurangnya selama satu tahun. Didahului dengan berdoa, Penja diturunkan untuk di cuci, dilengkapi sesajen berupa emping, air serobat, susu murni, air kopi pahit, nasi kebuli, pisang emas dan tebu. Setelah dicuci, keluarga pembuat tabot langsung mengantarkan Penja yang dibungkus ke gerganya, dengan diiringi bunyi dol dan tassa, untuk disimpan kembali selama upacara perayaan tabot.

3. UPACARA MENJARA.

Upacara Menjara dilaksanakan malam hari tanggal 5 dan 6 Muharram mulai pukul 19.30 WIB. Menjara berarti “perjalanan panjang di malam hari”, upacara ini dimaksudkan untuk melakukan silahturakhmi atau konsolidasi. Pada malam pertama (tanggal 5 Muharram) kelompok Bangsal mengunjungi kelompok Imam dan pada malam kedua (tanggal 6 Muharram) kelompok Imam mengunjungi kelompok Bangsal dengan perlengkapan Dol dan Tassa. Dalam perjalanan perlengkapan musik Dol dan Tassa akan melagukan lagu Semi Tsauri pada saat berjalan dan lagu-lagu Tsauri, Melalu dan Tamatam pada tempat-tempat berhenti.

4. MALAM ARAK JARI-JARI DAN ARAK SEROBAN

Upacara Arak Jari-Jari dilakukan pada tanggal 7 Muharram pukul 19.30 malam. Malam Arak Jari-Jari dilaksanakan dengan menempatkan Penja yang sudah didudukkan di atas Tabot Coki, kemudian diarak untuk berkumpul di tanah lapang. Sedangkan persiapan upacara Arak Seroban diselenggarakan pada tanggal 8 Muharram pukul 16.00 WIB (setelah shalat Ashar), yakni mempersiapkan Seroban untuk diarak bersam-sama Penja (Jari-Jari) pada malam harinya. Upacara ini di ibaratkan sebagai pemberitahuan kepada masyarakat bahwa jari-jari tangan dan sorban Amir Hussain telah ditemukan di Padang Karbala.

5. HARI GAM

Hari GAM berlangsung pada tanggal 9 Muharram, dimulai pada pukul 06.00 WIB. Hari GAM berarti tidak boleh ada bunyi-bunyian sama sekali sampai Tabot Naik Pangkek.

6. TABOT NAIK PANGKEK.

Pada pukul 14.00 WIB sesudah shalat Dhuhur tanggal 9 Muharram dilakukan acara Tabot Naik Pangkek. Tabot Naik Pangkek adalah kegiatan menyambungkan bangunan puncak Tabot dengan bangunan bagian Tabot Gedang di tempat pembuatannya.

7. MALAM ARAK GEDANG.

Pada tanggal 9 Muharram pukul 16.00 Tabot dibawa ke Gerga untuk Soja dan Penja dinaikkan ke atas Tabot sebelum diarak menuju tanah lapang untuk bersanding. Pada pukul 19.00 malam harinya Tabot sudah bersanding di tanah lapang, prosesi ini disebut Malam Arak Gedang.

8. ARAK-ARAKAN TABOT TERBUANG.

Pagi hari pukul 08.00 WIB tanggal 10 Muharram Tabot kembali diarak untuk bersanding di tanah lapang. Setelah itu Tabot diarak menuju Kerabela (sebutan orang Bengkulu untuk Karballa). Sebelum diarak, seluruh Tabot menyembah terlebih dahulu kepada Tabot Imam dan Tabot Bangsal. Juru Kunci menyambut arak-arakan Tabot di pintu gerbang Kerabela. Sebelum masuk dilakukan upacara untuk meluruskan mana yang bengkok, memberitahu mana yang keliru dan memperbaiki mana yang salah. Setelah itu arak-arakan Tabot menuju kompleks pemakaman Kerabela, dan di sini dilaksanakan upacara penyerahan Tabot kepada leluhur di makam Syahbedan Abdullah

THOMAS PARR Monument

THOMAS PARR Monument


























Thomas Parr Monument - Bengkulu

Terletak di sebelah tenggara dan berjarak 170 m dari Benteng Marlborough. Keletakan geografis tugu ini adalah 03o47'19,16" LS dan 102o15'04,1" BT. Tugu ini berupa bangunan monumental untuk memperingati residen Thomass Parr yang tewas dibunuh rakyat Bengkulu. Tugu ini berdenah segi 8 dan mempunyai tiang-tiang bergaya corintian. Pintu masuk pada tugu ini terdapat di bagian depan dan sisi kanan dan kiri. Bentuk dari pintu masuk ini lengkung sempurna dan tidak mempunyai daun pintu. Pada salah satu dinding di ruang dalam tugu terdapat sebuah prasasti, tapi pada saat ini sudah tidak dapat dibaca lagi. Bagian atas tugu mempunyai atap yang berbentuk kubah. Berdasarkan lukisan Joseph C Stadler dalam buku Prints of Sotut East Asia in The India Office Library terlihat di lokasi tugu ini terdapat Gedung Pemerintahan dan Gedung Dewan EIC. Pada saat ini sisa-sisa kedua bangunan tersebut sudah tidak dapat ditemukan lagi karena lokasi tersebut sudah merupakan kawasan pertokoan dan pusat pemerintahan Dati I Bengkulu.(2)

Monumen ini dibangun untuk mengenang Thomas Parr, seorang Residen Bengkulu dari Inggris yang tewas ditikam dan kemudian dipenggal kepalanya oleh penduduk setempat pada tahun 1807 ketika ia tengah beristirahat di rumahnya. Thomas Parr diduga dibunuh oleh orang-orang Bugis yang bekerja sebagai anggota keamanan perusahaan dagang Inggris (East India Company). Thomas Parr merasa khawatir dengan perkembangan kekuatan pasukan Bugis ini dan berupaya untuk mengurangi peran mereka, namun orang Bugis merasa tidak senang hingga akhirnya ia terbunuh. Inggris membalas kematian Parr dengan menembaki sejumlah penguasa lokal yang dicurigai berada dibalik pembunuhan tersebut dan membumihanguskan desa-desa tempat tinggal mereka(4)

TUGU THOMAS PARR, remembering the evil
Residen Thomas Parr (1805-1807) adalah penguasa Inggris ke empat puluh sembilan yang diangkat pemerintah Inggris (Residen pertama pertama Bengkulu, penguasa sebelumnya di sebut Deputy Governor) Thomas Parr Menggantikan Deputy Governor Walter Ewer (1800-1805)(8),Parr sampai di Bengkulu tanggal 27 September 1805, menggantikan Walter Ewer. Thomas Parr dikenal sebagai penguasa Inggris yang angkuh dan ganas, dia adalah orang pertama yang memperkenalkan tanaman kopi dengan tanaman paksa di Bengkulu.

Kekejaman dan keangkuhan Thomas Parr tidak saja dirasakan oleh penduduk pribumi tapi juga oleh orang-orang Bugis yang bekerja pada kompeni Inggris, bahkan juga dirasakan oleh pejabat Inggris lainnya. Parr juga dianggap terlalu jauh melangkah mencampuri urusan kepemimpinan tradisional dan adat masyarakat Bengkulu, seperti membuat pertentangan antara rakyat dengan pangeran Sungai Hitam serta peradilan.

Puncak dari kebencian rakyat Bengkulu akhirnya tidak terbendung lagi pada malam 23 Desember 1807, Thomas Parr yang berada di rumah peristirahatannya Mount Felix(Sekarang Rumah Dinas Gubernur atau Gedung Daerah) tiga mil arah Selatan Marlborough dihabisi masa rakyat dibawah pimpinan Depati Sukarami, Depati Pagar Dewa dan Depati Lagan. Kesaksian dari isteri Parr menyebutkan tiga orang yang masuk kerumah membunuh Parr, asistennya Charles Murray yang berusaha melindungi majikannya terluka dan akhirnya meninggal, sementara dia sendiri hanya terluka. Dari kesaksian isteri Parr jelaslah bahwa tujuan penyerang hanyalah Thomas Parr.

Sebagai pembalasan Inggris bertindak keji dan membabi buta, menghancurkan dusun-dusun di Sukarami, Pagar Dewa dan Lagan tanpa prikemanusiaan, bukan saja penduduk yang menjadi sasaran hewan ternakpun tidak luput dari amukan tentara Inggris yang kehilangan kendali.

Pada tahun 1808 Inggris mendirikan Monumen untuk memperingati Thomas Parr yang terletak 100 meter dari Benteng Marlborough, dalam pembangunannya rakyat dipaksa dengan kekerasan agar pembangunannya dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan. Luas bangunan tugu ini seluas 70 meter persegi, tinggi 13,5 meter persis di depan kantor Pos Bengkulu. Monumen ini oleh rakyat Bengkulu disebut dengan Kuburan Bulek . Inggris mendirikan monument ini sebagai penghargaan dan penghormatan terhadap Thomas Parr sementara bagi rakyat Bengkulu ditafsirkan sebagai penghargaan terhadap para pejuang tak dikenal yang telah mati dalam mempertahankan hak dan kemerdekaaan tanah leluhurnya dari penindasan kolonial Inggris.
Kuburan Bulek ini juga merupakan simpul persatuan rakyat Bengkulu dalam melakukan protes dan air mata darah orang Bengkulu yang telah ditumpah paksakan oleh kesemenaan Inggris, juga merupakan tonggak sejarah yang mengandung nilai historis yang tidak ternilai bagi generasi sekarang(3
Di semayamkan di dalam Benteng Marlborough dan masih bisa kita jumpai bila berkunjung ke Benteng fort Marlborough, yang katanya memang di pindahkan dari tempat asal mulanya untuk menghindari amarah rakyat Bengkulu saat itu yang membongkar makam tersebut.

Sebagai informasi buat pengunjung Benteng Fort Marlborough, saat ini tidak banyak yang tahu kalau makam di dalam benteng itu adalah makan Thomas Parr dan Asistennya. Dulu saat admin masih sering kesana tulisan di atas makam tersebut itu juga tidak begitu terbaca lagi, dan mungkin sekarang keadaan tulisannya semakin parah dan makin tak terbaca. Namun demikian admin berhasil memperoleh copy tulisan yang sempat di baca ahli sejarah Inggris yang mendokumentasikannya saat awal restorasi Benteng Fort Marlborough dulu, dan copy tulisan ini semoga bisa di cantumkan di dekat makam oleh pengelolah Benteng untuk keterangan kepada pengunjung yang datang ke makam. Berikut copy dari tulisan batu penutup makam itu (3 makam) (Gravestones in Fort Marlborough):
1. Underneath this obelisk are interred / the Remains of / Captain Robert Hamilton / Who died on the 15th of Decr 1793/ at the Age of 38 Years / in the command of the Troops / and / Second Member of the Government.
2. Here / Are deposited the Remains of / Charles Murray Esqr. / Assistent to the Residency(?) of Fort Marlborough / His !!!!!! a Progress / of the Band of Assassins / on the Night of the ...... December 1807 / when Thomas Parr esqr / Resident at Bencoolen / Represenrative of Government / fell by their misguided Duty(?) / His humane care preserved the Life of / The widow of !!!!! his ....nd / Wounded in com...... her husband / from the Daggers of the Assassins / Dis..... induced by anxious and unceasing Execution / in the zealous Discharge of his public Duty / (dimine) a Season of Danger and Alarm / removed(?) this Life / on the 7th of January 1808 / Aged 21 Years / In Memory / of his brave and humane Conduct / and of his public Services / The Right Honourable Lord Minto / Governor General in Council / caused this Monument to be erected / To the Memory of / Charles Murray Esquire.
3. Here are Deposited / The Remains / of / Thomas Parr Esquire / in life / the representative !!!!!!!!!!! I !!!!!!! assassins / in the night .............. of December /................ / .................. /....................... / and advantage to I His Employers / The Right Honourable Gilbert Lord Minto / Governor General in Council / has ordered / that this marble be erected / to his Memory / Lindeman, Sct.This Stone / Is added ad .............. the ........................./ The ................. of / Thomas Parr Esquire /.............. /............. / Widow / Will ............................ / Time shall be no more / Lindeman, Sct. (De naam Lindeman is die van de steenhouwer)

Bisa di simpulakan bahwa ke tiga makam itu adalah makam :
1. Captain Robert Hamilton
2. Charles Murray Esqr
3. Thomas Parr Esquire

Jadi Tugu Thomas Parr sangat erat hubungannya dengan Benteng Fort Marlborough. Inilah penjelasan dari makam- makam yang selalu menjadi tanda tanya bagi pengunjung Benteng Fort Marlborough ( Admin).

Oh birokrat Bengkulu, anda boleh saja berkuasa saat ini. Tapi dengan membongkar heritage ini sama saja anda menghina dan tidak menghargai orang-orang Bengkulu, anda akan di kenang sebagai birokrat yang tak menghargai nilai-nilai sejarah, dan anda di kenang sebagai birokrat yang tak patut di hormati. Anda akan masuk catatan hitam sejarah Bengkulu. Jadi sebaiknya anda ikut melestarikan Heritage yang menjadi Icon Bengkulu lebih dari satu abad berlalu ini, bukan dengan membongkarnya.



Danau Mas Harun Bastari

Danau Mas Harun Bastari
Lake Mas Harun Bastari
-
Foto Visit To Bengkulu.
Danau Mas Harun Bastari memiliki sebuah pulau yang unik di tengahnya. Danau ini memiliki sebuah pulau yang berbentuk huruf C. Warga sekitar mengatakan bahwa huruf C tersebut melambangkan nama kota Curup.
Lake Mas Harun Bastari has a unique island in the middle. This lake has an island-shaped C. Local residents say that the letter C represent the city name Curup.
-
Di sekitar danau terdapat kebun sayuran milik warga dan pepohonan rindang untuk Anda berteduh. Tempat wisata ini memiliki fasilitas yang tergolong lengkap untuk pengunjungnya mulai dari lahan parkir, mushola, toilet, arena bermain anak, toko suvenir dan warung makan.
Around the lake there is a vegetable garden belonging to residents and shade trees for your shelter. These attractions have facilities that are complete for visitors from the parking area, rooms, restrooms, playground, souvenir shops and food stalls.
-
Kegiatan yang bisa Anda lakukan di sini tentu saja memancing. Selain itu, ada juga wahana permainan lain seperti sepeda air, flying fox dan juga berkeliling danau dengan perahu.
Activities you can do here of course fishing. In addition, there are also other games such as bike rides water, flying fox and also around the lake by boat.
-
Tempat wisata ini berada di Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Tourist attractions are located in the District Selupu Rejang, Rejang Lebong, Bengkulu.